Siapakah mereka yang tengah terduduk diam di pinggir jalan itu ?
Siapakah mereka yang masih bertubuh sangat kecil tetapi harus kuat berlari tanpa penjagaan orangtuanya ?
Dan siapakah mereka yang harus menjadikan sebuah kotak beroda sebagai tempat berteduhnya ?
Apakah memang itu realita hidup mereka , Ya Tuhan ?
Semua terasa begitu pahit bagi mereka
Semua terlihat sangat jauh berbanding terbalik
Hanya membayangkan saja sepertinya aku sudah tak mampu
Bagaimana jika aku harus benar-benar merasakan siang dan malam mereka ?
Realita hidupku lebih baik , aku mengakuinya !
Dua dekade hidupku penuh kesempurnaan dan kenikmatanMu
Bahkan dari setiap hembusan nafas dan senyum orang-orang yang senantiasa menyayangiku
Itu semua benar aku alami
Entah akan berapa banyak lagi
Berapa banyak doa dan permohonanku
Permintaan dan harapanku selayaknya manusia biasa
Yang akan Engkau kabulkan lagi, Ya Tuhan
Apa masih pantas untuk aku mengeluh ?
Apa masih pantas untuk aku malas bersyukur kepadaMu ?
Apa masih pantas aku menuntut banyak dan menyalahi takdir ?
Rasanya TIDAK !
Indah dan warna hidupku ini,
Bahagia dan suka hidupku ini,
Sedih dan airmata hidupku ini,
Adalah segala yang harus selalu aku syukuri
Karena ini pemberianMu ..
Sabtu, 05 Oktober 2013
KEADAAN PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI
AKANKAH INDONESIA MENGALAMI KRISIS EKONOMI SEPERTI TAHUN 1998 ?
Meskipun terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai keadaan perekonomian Indonesia saat ini , pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS tetapi memang diakui bahwa kondisi perekonomian tahun ini lebih buruk dari tahun 2011 dan 2012. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
·
Paragraf Induktif
Terjadinya krisis financial di
Amerika Serikat pada 2008 lalu ikut memberikan dampak bagi Indonesia dimana
inflasi Indonesia mencapai angka 10,60% dari tahun sebelumnya yang hanya
mencapai angka 6,48%. Tetapi Indonesia mendapat pujian dari berbagai negara
karena dianggap sebagai salah satu negara selain China dan India yang
pertumbuhan ekonominya cukup tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia.
Investasi mengalir deras dari para investor asing sebab Indonesia dianggap
negara yang aman untuk berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan
Amerika. Sejak 2008, stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari
lantai bursa, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah
dibangga-banggakan sebagai yang terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi
di atas 5.000.
Tetapi dikatakan oleh para pakar ekonomi
bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis yang ditandai dengan
semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar
Amerika Serikat . Selain itu, kini masalah serius yang terjadi di
Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55 persen dari
Cadev, serta yang akan jatuh tempo. selain itu, salah satu pendukung cadev
yakni neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia
memang tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang
tinggi dan akan jatuh tempo mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Menurut Dewan
pakar Megawati Institute “Defisit neraca pembayaran semakin melebar, dan inflasi juga
tinggi.”
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.
Namun berbanding
terbalik dengan pernyataan Dewan pakar ekonomi , Direktur utama PT.Bank Mandiri
Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa perekonomian Indonesia saat ini tidak
separah bila dibanding kondisi tahun 1998 bahkan tahun 2008. Dollar AS
belum menembus level Rp 12.500 seperti yang terjadi pada tahun 2008 . Bila
dilihat dari data Inflasi pencapaian ekonomi Indonesia pada tahun 1998 pernah 77,6
persen. Di tahun 1997 mencapai 10,3 persen dan tahun 1999 mencapai 1,9 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Meskipun terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai keadaan perekonomian Indonesia saat ini , pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS tetapi memang diakui bahwa kondisi perekonomian tahun ini lebih buruk dari tahun 2011 dan 2012. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
·
Paragraf Deduktif
Pemerintah kompak menepis bahwa keadaan
perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda
Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada
pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari
tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar
mata uang rupiah terhadap Dollar AS tetapi memang diakui bahwa kondisi
perekonomian tahun ini lebih buruk dari tahun 2011 dan 2012. Saat ini
fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
Pernyataan
senada juga dikatakan oleh Direktur utama PT.Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi
Sadikin. Ia mengatakan bahwa Dollar AS belum menembus level Rp 12.500 seperti
yang terjadi pada tahun 2008 . Bila dilihat dari data Inflasi pencapaian ekonomi
Indonesia pada tahun 1998 pernah 77,6 persen. Di tahun 1997 mencapai 10,3
persen dan tahun 1999 mencapai 1,9 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Indonesia
bahkan dianggap mampu lolos dari krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun
2008 lalu dan mendapat pujian dari berbagai negara karena dianggap sebagai
salah satu negara selain China dan India yang pertumbuhan ekonominya cukup
tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia. Investasi mengalir deras
dari para investor asing sebab Indonesia dianggap negara yang aman untuk
berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan Amerika. Sejak 2008,
stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik. Dengan laju pertumbuhan
ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari lantai bursa, kinerja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah dibangga-banggakan sebagai yang
terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi di atas 5.000.
Tetapi dikatakan oleh para pakar ekonomi
bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis yang ditandai dengan
semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar
Amerika Serikat . Selain itu, kini masalah serius yang terjadi di
Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55 persen dari
Cadev, serta yang akan jatuh tempo. selain itu, salah satu pendukung cadev
yakni neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia
memang tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang
tinggi dan akan jatuh tempo mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Menurut Dewan
pakar Megawati Institute “Defisit neraca pembayaran semakin melebar, dan inflasi juga
tinggi.”
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)