Sabtu, 05 Oktober 2013

Realita hidupku , Nikmat hidupku

Siapakah mereka yang tengah terduduk diam di pinggir jalan itu ?
Siapakah mereka yang masih bertubuh sangat kecil tetapi harus kuat berlari tanpa penjagaan orangtuanya ?
Dan siapakah mereka yang harus menjadikan sebuah kotak beroda sebagai tempat berteduhnya ?
Apakah memang itu realita hidup mereka , Ya Tuhan ?
            Semua terasa begitu pahit bagi mereka
            Semua terlihat sangat jauh berbanding terbalik
            Hanya membayangkan saja sepertinya aku sudah tak mampu
            Bagaimana jika aku harus benar-benar merasakan siang dan malam mereka ?
Realita hidupku lebih baik , aku mengakuinya !
Dua dekade hidupku penuh kesempurnaan dan kenikmatanMu
Bahkan dari setiap hembusan nafas dan senyum orang-orang yang senantiasa menyayangiku
Itu semua benar aku alami
             Entah akan berapa banyak lagi
             Berapa banyak doa dan permohonanku
             Permintaan dan harapanku selayaknya manusia biasa
             Yang akan Engkau kabulkan lagi, Ya Tuhan
Apa masih pantas untuk aku mengeluh ?
Apa masih pantas untuk aku malas bersyukur kepadaMu ?
Apa masih pantas aku menuntut banyak dan menyalahi takdir ?
Rasanya TIDAK !
              Indah dan warna hidupku ini,
              Bahagia dan suka hidupku ini,
              Sedih dan airmata hidupku ini,
              Adalah segala yang harus selalu aku syukuri
Karena ini pemberianMu ..



KEADAAN PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI

AKANKAH INDONESIA MENGALAMI KRISIS EKONOMI SEPERTI TAHUN 1998 ?

·        Paragraf Induktif
            Terjadinya krisis financial di Amerika Serikat pada 2008 lalu ikut memberikan dampak bagi Indonesia dimana inflasi Indonesia mencapai angka 10,60% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 6,48%. Tetapi Indonesia mendapat pujian dari berbagai negara karena dianggap sebagai salah satu negara selain China dan India yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia. Investasi mengalir deras dari para investor asing sebab Indonesia dianggap negara yang aman untuk berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan Amerika. Sejak 2008, stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik. Dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari lantai bursa, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah dibangga-banggakan sebagai yang terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi di atas 5.000.
Tetapi dikatakan oleh para pakar ekonomi bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis yang ditandai dengan semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat . Selain itu, kini masalah serius yang terjadi di Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55 persen dari Cadev, serta yang akan jatuh tempo. selain itu, salah satu pendukung cadev yakni neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia memang tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang tinggi dan akan jatuh tempo mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Menurut Dewan pakar Megawati Institute “Defisit neraca pembayaran semakin melebar, dan inflasi juga tinggi.”
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.
Namun berbanding terbalik dengan pernyataan Dewan pakar ekonomi , Direktur utama PT.Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa perekonomian Indonesia saat ini tidak separah bila dibanding kondisi tahun 1998 bahkan tahun 2008. Dollar AS belum menembus level Rp 12.500 seperti yang terjadi pada tahun 2008 . Bila dilihat dari data Inflasi pencapaian ekonomi Indonesia pada tahun 1998 pernah 77,6 persen. Di tahun 1997 mencapai 10,3 persen dan tahun 1999 mencapai 1,9 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.

            Meskipun terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai keadaan perekonomian Indonesia saat ini , pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS tetapi memang diakui bahwa kondisi perekonomian tahun ini lebih buruk dari tahun 2011 dan 2012. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.

·        Paragraf Deduktif
Pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS tetapi memang diakui bahwa kondisi perekonomian tahun ini lebih buruk dari tahun 2011 dan 2012. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
Pernyataan senada juga dikatakan oleh Direktur utama PT.Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan bahwa Dollar AS belum menembus level Rp 12.500 seperti yang terjadi pada tahun 2008 . Bila dilihat dari data Inflasi pencapaian ekonomi Indonesia pada tahun 1998 pernah 77,6 persen. Di tahun 1997 mencapai 10,3 persen dan tahun 1999 mencapai 1,9 persen.
Inflasi rata-rata pada tiga tahun tersebut mencapai 29,9 persen. Di lain waktu kondisi inflasi di 2007 mencapai 6,6 persen, inflasi di 2008 mencapai 11,1 persen, dan inflasi 2009 mencapai 2,8 persen.
Inflasi rata-rata dalam tiga tahun tersebut mencapai 6,8 persen. Adapun inflasi di 2011 mencapai 3,8 persen, inflasi di 2012 mencapai 4,3 persen, dan inflasi di 2013 mencapai 8,6 persen.
"Tapi secara rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir ini baru mencapai 5,6 persen. Jadi lebih rendah dibanding tahun 1998 ataupun 2008," tambahnya.
Dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun ini juga merupakan tahun terendah dalam sejarahnya. Di tahun 1998 pernah mencapai 56,4 persen dan di tahun 1999 mencapai 22,3 persen. Sedangkan di 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Indonesia bahkan dianggap mampu lolos dari krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 2008 lalu dan mendapat pujian dari berbagai negara karena dianggap sebagai salah satu negara selain China dan India yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia. Investasi mengalir deras dari para investor asing sebab Indonesia dianggap negara yang aman untuk berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan Amerika. Sejak 2008, stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik. Dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari lantai bursa, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah dibangga-banggakan sebagai yang terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi di atas 5.000.
Tetapi dikatakan oleh para pakar ekonomi bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis yang ditandai dengan semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat . Selain itu, kini masalah serius yang terjadi di Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55 persen dari Cadev, serta yang akan jatuh tempo. selain itu, salah satu pendukung cadev yakni neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia memang tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang tinggi dan akan jatuh tempo mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Menurut Dewan pakar Megawati Institute “Defisit neraca pembayaran semakin melebar, dan inflasi juga tinggi.”
Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar melemah.
Oleh karena itu, mereka mengatakan seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat.










Sumber :