Sabtu, 04 Januari 2014

CERPEN

LEBIH BERHARGA DARI EMAS

Sama seperti hari-hari sebelumnya, hari inipun aku harus bangun pukul 5 pagi untuk segera menyiapkan diriku berangkat ke kampus dan begitulah seterusnya untuk kurang lebih dua tahun yang akan datang. Masuk ke salah satu universitas di Jakartadan mengambil jurusan ekonomi memang menjadi prioritasku sejak mulai duduk di bangku SMA maka tidak ada alasan bagiku untuk menyia-nyiakan waktu pagi ini untuk bisa cepat sampai di kampus dan menikmati segala hal yang berhubungan dengan ekonomi hari ini. Tiiiiiin..... suara klakson itu mengagetkanku yang terlalu serius menunggu bus karena aku tidak mau sampai tertinggal bus menuju kampus seperti kemarin. Dengan wajah sedikit jutek kuarahkan wajahku ke sumber suara klakson tersebut
“pagi Renaaa , kok ngelamun dipinggir jalan sih?” sapa Reza
“Emang gue ngga ada kerjaan pagi-pagi gini ngelamun?” jawabku sedikit ketus
“Yaampun ngga usah marah dong , kan gue nyapa baik-baik.. bareng aja yuk berangkatnya sama gue daripada nanti lo telat ke kampus” ajaknya dan setelah kupikir-pikir omongan dia ada benernya jadi aku terima ajakannya untuk naik di motornya karena kebetulan kampus kami searah.
Reza , cowok tinggi kurus yang usianya dua tahun lebih tua dariku seorang mahasiswa jurusan komunikasi dan saat ini sedang sibuk menyelesaikan skripsinya. Sebenarnya Reza cowok yang baik menurutku tapi hal-hal berat yang terjadi dalam hidupnya yang membuatnya tidak terlihat sebagai cowok yang baik mulai dari penampilannya yang sedikit acak-acakan sampai gaya bicaranya yang kurang sopan. Setengah tahun aku kenal dia dan karena dia orang yang cukup terbuka tentang masalah pribadinya , membuatku cukup tau masalah yang membuat dia seperti sekarang bahkan dia ngga sungkan untuk cerita masalah keluarga ataupun cinta pertamanya yang tidak pernah mau dia sebut siapa namanya didepanku entah apa alasannya.
***
Dosen mata kuliah terakhir sudah bergegas meninggalkan kelas dan itu artinya aku bisa terlepas dari segala istilah-istilah perekonomian hari ini. Seperti biasa , hari ini aku pulang bareng dengan ketiga sahabatku Manda, Aira dan Stella. Kami berempat sudah bersahabat cukup lama yaitu sejak kami masuk ke SMA yang sama dan ternyata takdir mempertemukan kami kembali, kami bisa masuk di universitas yang sama untuk melanjutkan pendidikan kami tetapi dengan jurusan yang semuanya berbeda. Aku mengambil jurusan ekonomi, Manda selalu bercita-cita suatu saat bisa tinggal di London jadi dia memilih jurusan Sastra Inggris, Stella ingin sekali meneruskan cita-cita ayahnya yang seorang pengacara tidak salah jika dia memilih jurusan hukum, dan Aira yang sangat berbakat dalam menggambar , memilih jurusan arsitektur.
“Tadi pagi aku liat kamu didepan gerbang kampus tapi aku ngga sempet nyapa karena buru-buru masuk kelas, kamu bareng sama Reza?” tanya Stella kepadaku
“Iya kebetulan tadi ketemu di jalan waktu lagi nunggu bus” Jawabku datar
Aku tahu dari ketiga sahabatku tidak ada satupun yang suka aku deket sama Reza bahkan untuk sekedar jadi teman biasa. Banyak alasan yang bikin mereka ngga suka sama Reza , tapi aku selalu bilang kalo hubungan aku dan Reza akan tetap hanya sebatas teman.
Hampir sampai di rumahku, akhirnya ketiga sahabatku memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumah melainkan main dulu dirumahku. Rumahku memang selalu jadi tempat kami ngumpul bahkan ngga jarang lupa waktu sampe malam dan kegiatan yang biasa kami lakukan cuma ngobrol, curhat, ketawa ketiwi , nonton film dan kadang-kadang ngerjain tugas bareng. Sebenarnya dulu kami punya satu sahabat lagi namanya Resti tapi semenjak dia mulai pacaran sama cowok yang sudah bertahun-tahun disukainya,
dia mulai menjauh dari kami karena seluruh waktu luang yang dia punya pasti cuma buat jalan-jalan, nonton, dan makan sama cowoknya bahkan selalu bilang ngga ada waktu setiap kami ajak ngumpul. Awalnya kami sempat marah dan kesal dengan perubahan sikap Resti semenjak punya cowok tapi yaudah lah mungkin baginya waktu sama pacar itu lebih berharga , ngga mungkin juga sampe harus maksa-maksa dia untuk sekedar ngumpul. Belajar dari pengalaman itu, kami berjanji satu sama lain untuk tidak punya pacar dulu sebelum kami meraih gelar sarjana kami dan sampai sekarang kami duduk di akhir semester empat, janji itu masih kami pegang teguh.
“kamu bener ngga ada apa-apa sama Reza? walaupun dia slengean tapi dia kan lumayan ganteng apalagi akhir-akhir ini kamu makin deket sama dia, masa sih ngga ada perasaan apa-apa sama dia?” tanya Manda disaat kami sedang asyik nonton film di kamarku
karena aku pikir ngga perlu untuk jawab pertanyaan manda , jadi aku sama sekali ngga membuka mulutku untuk sekedar bilang iya atau ngga.
“Renaa, ih gue kan nanya” sambungnya lagi
“haha, aku kan udah sering bilang kalo kita cuma temenan aja . Dia bilang ngerasa nyaman kalo cerita sama aku jadinya dia sering curhat-curhat gitu deh tapi cuma sebatas itu kok, tenang aja” jawabku
“Kalopun kamu suka sama cowo , please jangan Reza . tau sendiri kan dia itu orangnya gimana , dia mantan pecandu juga jadi masih banyak cowo lain yang lebih pantes untuk kamu taksir daripada reza” kata Stella menyambung pembicaraan
“perpisahan orang tua dan masa lalu sama cinta pertamanya yang bikin dia kaya gitu stell... lagian aku kan udah bilang kalo aku sama sekali ngga nyimpen perasaan apa-apa” tegasku
***
Tiiin...tiiin.. suara klakson motor itu menandakan Reza sudah menjemputku pagi ini . Sudah dua minggu sejak hari itu, setiap pagi aku selalu berangkat ke kampus bareng sama Reza padahal aku ngga pernah sekalipun minta dia untuk jemput kerumah karena sebelumnya aku juga selalu berangkat sendiri naik bus ke kampus tapi aku juga tidak pernah menolak setiap Reza ngajak aku berangkat bareng , dipikir-pikir lumayan juga aku jadi ngga pernah telat lagi masuk kelas pagi.
“kamu perlu aku jemput juga ngga pulang kuliahnya?” tanya Reza tiba-tiba ketika kami hampir sampai dikampusku
“mmh kamu ? hehe sejak kapan kita ngomong pake aku kamu” ledekku
“sejak hari ini hehe yaudah gimana mau ngga kalo gue jemput juga?” tanyanya lagi
“ngga usah za , gue ngga mau ngerepotin lo. Udah diajak berangkat bareng aja udah alhamdulillah banget, pake mau dijemput segala . entar pake tarif lagi hehe lagian gue juga mau bareng sama sahabat-sahabat gue aja kalo pulang kuliah”jawabku
“oh gitu , yaudah ngga apa-apa kalo lo mau bareng sama mereka” kata Reza dengan nada sedikit kecewa , kamipun berpisah karena sekarang aku harus bergegas masuk kelas yang akan dimulai lima menit lagi
Hubunganku dengan Reza semakin dekat akhir-akhir ini selain karena kami bertemu hampir setiap hari , Reza juga sudah mulai sering memberikan perhatiannya kepadaku baik lewat sms atau langsung datang kerumah cuma untuk nanya “udah makan apa belum”. Sebenarnya aku juga merasa mulai ada perasaan yang berbeda untuk Reza karena ngga bohong kalo aku bener-bener ngerasa nyaman deket dia. Awalnya aku pikir perasaan ini sebatas perasaan seorang adik perempuan ke kakak laki-lakinya maklumlah aku anak pertama dikeluargaku jadi aku selalu berharap bisa punya sosok laki-laki yang bisa melindungiku tapi lama kelamaan perasaan ini makin kuat karena aku merasa kehilangan kalo sehari aja dia ngga hubungin aku untuk sekedar kasih kabar. Sebulan kemudian akhirnya Reza menembakku , aku bingung bukan main karena aku harus menepati janjiku dengan Manda , Aira dan Stella tapi di lain sisi aku tidak bisa membohongi perasaanku bahwa aku mulai sayang Reza.
“IYA” Jawaban yang akhirnya aku berikan untuk Reza setelah menggantungnya selama empat hari. Aku senang karena sudah bisa jujur sama perasaanku sendiri tapi aku belum sama sekali memberitahukan ini kepada sahabat-sahabatku karena aku bingung kata-kata apa yang harus aku pakai untuk jelasin ke mereka kalo aku dan Reza udah jadian padahal harusnya aku bisa berbagi kebahagiaan dengan mereka semua.
Tiga bulan aku pacaran dengan Reza dan aku merasa hubungan kami sangat baik tapi aku masih menyimpan rapat-rapat hubunganku dengan Reza dari ketiga sahabatku itu, walaupun beberapa kali mereka sempat meragukan kata-kataku yang selalu mengaku cuma sebatas teman curhat dengan Reza. Jauh di dalam hatiku sebenarnya aku mau bilang sama mereka yang sebenernya tapi aku masih malu kalo mereka semua tau aku tidak bisa menepati janji yang sama-sama kami buat waktu itu.
***
            Malam minggu ini , aku dan ketiga sahabatku berjanji untuk ngumpul lagi dirumahku. Memang hampir setiap malam minggu selalu kami habiskan berempat walaupun beberapa bulan terakhir ini aku sudah punya pacar dan sebenarnya juga ingin merasakan malam minggu sama Reza tapi aku ngga mau waktu aku dan sahabat-sahabatku berkurang.
Jam dinding dirumahku sudah menujukkan pukul 19.00 , waktu yang kami rencanakan untuk berkumpul tapi belum satupun dari mereka yang sampai dirumahku padahal aku sudah cepat-cepat merapikan kamar supaya mereka bisa lebih nyaman. Setengah jam menunggu akhirnya Stella dan Aira datang.
“Loh kok Cuma berdua ? Manda mana ?” tanyaku heran
“emang dia ngga sms ? tadi aku jemput kerumahnya tapi dia bilang maaf hari ini ngga bisa ikut main soalnya lagi pusing banget , dia juga bilang udah sms kamu kok ren” jawab Aira
“oh mungkin emang dia udah sms kali ya tapi belum aku baca , emang sih dari tadi aku belum liat-liat handphone . Sibuk beresin kamar hehe” kataku kemudian
“yah dasar” gumam Stella dan kami bertiga langsung menuju kamarku
Tapi aneh , begitu aku cek handphone ngga ada satupun sms masuk termasuk dari Manda. Mungkin pending karena sinyal providernya kurang bagus , pikirku
Setelah dua jam nonton film horror koleksi terbarunya Aira yang memang gila banget sama film horror , kami memutuskan pergi keluar untuk membeli makan tapi karena diluar hujan aku pinjam mobil papa agar kami bisa tetap pergi ke restoran favorit kami yang memang cukup jauh dari rumahku. Setelah kurang lebih 20 menit melewati jalan raya yang basah karena guyuran hujan , kamipun sampai di restoran favorit kami itu. Rasa lapar membuat kami mempercepat langkah untuk masuk kedalam dan segera memesan makanan.  Kami pun masuk sambil tertawa-tawa melihat Stella yang sedang sibuk membersihkan kakinya yang kotor karena cipratan air hujan tapi seketika tewa itu berhenti dan betapa kagetnya kami begitu melihat pemandangan di salah satu sudut restoran. Manda tengah duduk sambil berpegangan tangan dengan seorang cowok blasteran.
“aku ngga salah liat kan ? kalian juga liat kan ya ?” pertanyaan Stella mengalihkan perhatianku dari Manda
tak satupun dariku dan Aira yang memberikan jawaban , Stella kelihatan sangat kesal dengan tingkah Manda dan benar saja tidak berapa lama Stella berjalan menghampiri Manda.
“Yaampun kasian banget sahabatku tercinta yang lagi pusing ini” ejek Stella dihadapan Manda dan cowok disebelahnya.

“ka..kalian disiniii juga?” jawab manda dengan suara yang makin melemah
“Iya tadinya kita laper tapi sekarang udah kenyang banget liat sahabatku yang lagi pusing ada disini” jawab Stella super jutek yang langsung pergi menuju pintu keluar
Aira hanya bisa diam melihat kejadian itu , entah karena Aira emang orang yang lumayan pendiam dan tertutup atau karena dia ngga tau harus ngapain pas keadaannya lagi kaya gini. Dan aku Cuma bisa menutup wajah sambil menahan airmata , perlahan kami berdua mengikuti langkah Stella untuk menjauh dari Manda. Dari kejauhan terdengar suara Manda memanggilku dan Aira tapi kami tak mengindahkannya dan tetap berjalan keluar.
“aku sama sekali ngga bermaksud ngga jujur dari kalian , aku tau aku salah karena belum cerita kalo aku udah jadian sama Ivan dua hari yang lalu dan harus bikin alesan konyol supaya ngga ikut ngumpul dirumah rena dan bisa jalan sama Ivan . tapi itu bukan karena aku mau nyembunyiin dari kalian, aku cuma masih bingung gimana caranya untuk bilang ke kalian” Jelas Manda di perjalanan pulang dari kampus keesokan harinya
“kamu bilang kita semua sahabat tapi kenapa harus pake ngga jujur kaya gini? Pake alasan sakit segala ! kita emang punya janji untuk ngga pacaran sampe kita semua jadi sarjana tapi kita juga ngga mungkin tega ngelarang kamu untuk pacaran kalo emang kamu nemuin cowok yang pas dan ngga ngelupain kita gitu aja kaya sahabat kita sebelumnya” Jawab Stella
Rasanya aku bener-bener mau nangis dan teriak ke Manda kalo aku lebih salah dari dia , Manda baru nyembunyiin hubungannya dengan Ivan dua hari sedangkan aku sudah hampir empat bulaaan . aaarrrggghhh aku ngga bisa bayangin gimana reaksi mereka kalo tau aku udah bohongin mereka selama ini. Sekarang aku harus berani jujur sebelum mereka tahu sendiri dan makin ngerasa dibohongin
“mmm, maaf ya sebelumnya boleh aku ngomong sesuatu ke kalian?” tanyaku ragu dan merasa bibirku sangat sulit untuk bisa bicara
“maksudnya apa sih ren?” tanya aira
“tolong dengerin aku sebentar aja dan maaf aku baru bisa jujur sekarang sama kalian..”
“to the point aja deh renaaa, kamu mau ngebelain manda ?” tanya Stella kemudian sambil mengernyitkan dahi
“sebenernya aku..aku..tapi janji kalian akan maafin gue”
“ngomong sekarang atau kita tinggal pulang dan ngga ada kesempatan untuk kamu ngomong lagi” desak Stella
“sebenernya aku udah jadian sama Reza dan udah hampir 4 bulan ” jawabku setengah berteriak
“hmmmmhh” Terdengar tarik nafas panjang Stella , aku melirik kearah manda terlihat senyum tipis di bibirnya mungkin karena dia merasa ada pembohong yang lebih besar dari dia yaitu AKU ! Aku sudah siap banget denger segala kalimat yang akan dikeluarkan Stella atau Aira , aku pasrah denger semuanya walaupun mungkin kata-kata itu akan nyakitin.
“kenapa harus kaya gini rena , manda ??? dan kenapa harus sama reza ?” tanya Stella sambil menahan kesal
Tanpa diduga dengan raut wajah yang tidak seperti biasanya mungkin seperti menangis, Aira berlari terburu-buru ke sebrang jalan sebelum ada satupun kata-kata yang keluar dari bibirnya. Sampai akhirnya kejadian yang tidak diinginkan itu terjadi...
Aira tergeletak , berlumuran darah , tidak sadarkan diri . Aira tersambar mobil yang bergerak sangat cepat dari arah belakang dan membuatnya terpental cukup jauh dari temaptnya semula. Aira harus dilarikan kerumah sakit karena ia kehabisan darah dan saat ini aira koma. Persediaan darah dirumah sakit habis , golongan darah Aira A dan tidak ada satupun dari kami yang memliki golongan darah sama. Aku, Manda dan Stella menangis sejadi-jadinya karena kami takut sesuatu yang fatal menimpa Aira. Stella berusaha menghubungi kedua orangtua Aira yang sedang berada di Jambi dan aku sibuk menghubungi Reza untuk memintanya datang kerumah sakit karena aku yakin dia bisa membantu menenangkanku. Dalam waktu sekitar 15 menit Reza sudah sampai dirumah sakit , waktu yang lebih cepat dari perkiraanku. Tanpa menyapaku lebih dulu, Reza segera berlari mencari dokter untuk menyumbangkan darahnya yang ternyata bergolongan sama dengan Aira. Darimana Reza tau dia memiliki golongan darah yang sama dengan Aira sedangkan di telfon tadi aku belum sempat cerita masalah golongan darah Aira , aku sedikit bingung tapi tidak terlalu kuhiraukan. Aira berhasil diselamatkan...
“Rena dan teman-teman tolong jagain Aira dulu ya selama om dan tante belum sampai Jakarta, kalo ada keperluan apa-apa ambil aja dirumah ya” pinta ayah Aira melalui telfon
Ada beberapa keperluan Aira yang harus dipenuhi dan aku menawarkan diri untuk mengambilnya dirumah Aira sedangkan aku meminta Manda dan Stella tetap dirumah sakit untuk menjaga Aira. Sampai dirumah Aira aku dipersilahkan oleh pembantunya untuk masuk ke kamar mengambil sendiri keperluan Aira. Rapi , bersih dan nyaman. Itulah kesan pertama setiap orang yang masuk kedalam ruangan yang cukup besar ini, Aira memang seorang yang manis, pendiam , rapi dan bersih. Setelah cukup lama berada didalam , mataku tertuju pada sebuah buku diary berwarna pink dengan hiasan pita dibagian depannya. Cukup penasaran apa yang biasa ditulis aira di dala diary karena aira lebih pendiam dibanding kami bertiga akhirnya kubuka buku diary itu perlahan dan “AIRA ANEDIN” ditulis indah dihalaman paling depan diary itu. Setelah itu aku langsung membuka bagian tengah buku dan menemukan isi tulisan yang cukup menarik karena ditulis dengan tinta berwarna emas
Jujur mungkin aku masih mencintainya
Jauh dilubuk hatiku , aku merasa ia juga begitu
Aku tahu ia pria baik bahkan yang paling baik dari semua yang pernah kukenal
Memang aku pernah salah beberapa tahun yang lalu
dan kesalahanku saat ini adalah karena aku tidak mengerti
Tidak mengerti bagaimana  cara memperbaikinya
Apa saat ini ia sedang mencoba berpaling dan melupakan semuanya ?
Tapi kumohon jangan dengan sahabatku...
Aku sedikit tertegun membacanya , bingung bahkan tidak mengerti. Dilihat dari tanggal yang ada di bagian kanan atas halaman , tulisan itu dibuat tepat dua minggu yang lalu dan yang aku tahu Aira hanya punya aku, manda dan stella sebagai sahabatnya. Itu artinya kata “sahabatku” adalah salah satu diantara kami tapi siapa??? Akhirnya kubuka dari awal kembali diary itu , hampir semuanya berisi tentang perasaan Aira yang belum pernah aku dengar langsung darinya sampai akhirnya jantungku dibuat seakan-akan berhenti berdetak ketika membaca satu nama yang ditulis dengan huruf kapital di salah satu halaman “SYAHREZA PRADIKA”. Ya Tuhan... itu nama lengkap Reza , cowok yang empat bulan terakhir ini jadi pacarku. Dengan tubuh gemetar aku paksakan diriku untuk terus membacanya sampai habis, sampai akhirnya aku mengerti . Jadi Aira menyimpan perasaan yang sangat dalam untuk Reza ? Apa benar ternyata Reza adalah mantan pacar Aira ? Aira adalah cinta pertama Reza yang tidak akan pernah bisa ia lupakan ? Jawabnya IYA . Reza dan Aira pernah memiliki hubungan selama empat tahun dan mereka terpaksa putus karena Reza harus ikut pindah ke Palembang bersama ibunya setelah berpisah dengan ayahnya. Aira memilih untuk lost contact dengannya setelah tau reza memiliki pacar lagi di Palembang dan karena orangtua aira yang saat itu tidak setuju aira pacaran karena aira masih terlalu muda untuk mereka walaupun akhirnya Reza sempat berkali-kali memintanya kembali, Aira selalu menolak dan akhirnya Reza menyerah tapi aku yakin hati Aira belum bisa berpaling darinya sampai sekarang.
Hatiku terkoyak , tubuhku semakin gemetar dan akhirnya air mata mengalir deras membasahi kedua sisi pipiku. Harusnya aku sadar, harusnya aku bisa mengerti dari dulu. Manda dan Stella memang sering menanyakan hubunganku dengan Reza tapi tidak dengan Aira karena dia sama sekali tidak pernah membahas atau sekedar menanyakan hubunganku dengan Reza , kenapa Reza ngga pernah mau bilang siapa nama cinta pertamanya itu, kenapa Aira begitu shock waktu denger aku sudah pacaran dengan reza hingga sekarang dia ada dirumah sakit dan bagaimana Reza bisa yakin golongan darahnya sama dengan Aira tanpa harus aku kasih tau... Aku menyesal. Harusnya aku tau hal ini sebelum hubungan ku dengan Reza semakin dekat jadi reza ngga perlu nembak aku dan aku ngga perlu nerima dia sebagai pacarku sampai harus punya perasaan sekuat ini. Tapi aku tidak sepenuhnya salah karena mereka terlalu pintar menyimpan segala kenangan indah mereka berdua rapat-rapat dariku.
Aku sampai di kamar 211 Rumah Sakit Medika dengan wajah pucat dan mata yang masih merah. Aku paksakan untuk mengangkat wajahku dan melihat kearah Aira. Aira masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit , Reza disampingnya , perlahan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Aira begitu tau aku yang datang. Manda dan Stella duduk di sisi ranjang yang lain.
“Maaf ya aku lama , tadi aku bingung nyari baju gantinya Aira dan dijalan macet” kataku memecah keheningan
“kamu kenapa ? kecapean ya? muka kamu pucat banget ren” Reza lalu menghampiri lalu meraih tanganku yang masih berdiri di dekat pintu masuk
“ah? eh mmm ngga kok , aku ngga apa-apa sama sekali ngga sakit atau kecapean”
“iya tapi kenapa muka kamu pucat banget? mata kamu juga merah , cerita dong kamu kenapa”
“aku.. aku.. aku udah tau semuanya za , aira kaya gini gara-gara aku!!” jawabku dengan suara gemetar dan akhirnya mulai menangis(lagi)
“maksud kamu apa ren ? aira kaya gini karena kecelakaan sama sekali ngga ada hubungannya sama kamu” reza mencoba meyakinkanku
“apa ? kamu bilang ngga ada hubungannya sama aku? seandainya aku ngga bilang kalo kita udah pacaran atau mungkin kalo kita ngga pernah pacaran, aira ngga akan mungkin kaya gini .. tanpa kalian berdua bilang , akhirnya aku tau sendiri za.”
“rena , kita mohon kamu bisa tenang dulu. kita ngga bermaksud nyembunyiin ini semua dari kamu , tapi bagi aira masa lalunya sama reza ngga perlu dibahas lagi karena cuma bikin dia makin sakit” sambung stella
“ternyata kamu tau ini udah lama stell dan sama sekali ngga ada yang cerita ke aku ? oke aku butuh sendiri” jawabku lalu membuka pintu dan menjauh dari ruangan itu
***
            Dengan kebaya berwarna marun dan kain warna senada , aku duduk di salah satu sudut rumah Aira yang sudah disulap bak gedung mewah, begitu cantik dengan detail-detail berwarna merah hitam yang sangat indah dan ornamen modern untuk acara hari ini. Sedangkan Manda dan Stella ada di tempat yang tidak terlalu jauh dariku dengan Ivan dan Renzi, pasangan mereka masing-masing. Tepat pukul 09.00 pagi , Reza dan keluarganya sampai di rumah Aira dan dengan wajah cantik ditambah sentuhan make up yang membuatnya semakin anggun, Aira keluar dari kamarnya untuk menyambut kedatangan reza dan keluarganya. Ya, hari ini adalah hari pertunangan Aira dan Reza.
Mungkin memang sulit dipahami... Setelah kejadian dua tahun yang lalu, aku sadar bahwa aku tidak akan pernah sanggup menyakiti hati sahabatku sendiri walaupun aku harus merasakan sakit yang teramat sangat. Akhirnya setelah aira keluar dari rumah sakit , aku mengajaknya untuk bertemu dan dengan Reza serta kedua sahabatku yang lain. Disitulah aku tau kalau ternyata sebenarnya Reza juga masih sayang Aira meskipun dia bilang juga menyayangiku , aku berhasil meyakinkan reza bahwa aira lah yang lebih membutuhkannya daripada aku. Sejak hari itu mereka memulai semuanya lagi dan hubungan mereka pun semakin serius ketika kami semua sudah berhasil mendapatkan gelar sarjana kami sampai akhirnya hari ini mereka resmi bertunangan. Sungguh aku bahagia , senyum tidak pernah sekalipun beranjak dari bibirku ketika cincin emas putih berhasil melingkar cantik di jari manis tangan kiri mereka.
Setelah sejam acara pertunangan berlangsung...
“akhirnya kamu datang juga” sapaku
“maaf ya aku telat , tadi pesawatnya delay 30 menit jadi terpaksa deh telat dan ngga bisa liat acara intinya” jawabnya sambil merangkulku
Dia adalah Nicko, cowok yang setahun belakangan ini jadi pengganti Reza dihatiku. Senior dikampusku yang sekarang bekerja pada suatu perusahaan asing di Surabaya. Keyakinanku dua tahun yang lalu ternyata benar , aku yakin tidak akan ada yang salah jika harus mengorbankan perasaanku sendiri untuk orang-orang yang aku sayangi. Ya , untuk Reza , Aira serta sahabat-sahabatku. Terbukti sekarang kami semua bahagia dengan pengorbanan kecil yang pernah aku lakukan
Selesai acara, aku menarik ketiga sahabatku menuju halaman belakang rumah Aira. Kuberikkan hadiahku untuk Aira di hari pertunangannya ini. Sebuah lukisan indah dimana ada wajah Aira,Reza, aku, manda dan Stella didalamnya. Dengan bahagia kupeluk mereka karena aku merasa mereka sangat berarti lalu kubisikkan kepada mereka... “karena kalian aku merasa berharga, karena kalian aku mampu terus belajar, karena kalian aku menangis dan tertawa , dan karena kalian juga lah bahagiaku sempurna”.

~ Selesai ~


Penulis             :  Judhistira Anggraini Saraswati
 

Jenis-Jenis Karangan



NARASI
Paragraf Narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan sebuah rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi narasi merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian.
Ciri-Ciri Paragraf Narasi :
·         Adanya unsur perbuatan atau tindakan
·         Adanya unsur rangkaian cerita
·         Adanya sudut pandang pengarang
·         Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
·         Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
·         Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan
·         Menggunakan bahasa sehari-hari
Narasi bisa dibagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif
Narasi ekspositoris adalah narasi yang mempunyai sasaran penyampaian informasi secara tepat mengenai suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Narasi sugestif adalah narasi yang lebih menekankan makna, bahasa yang digunakan pun terkesan konotatif sehingga menampakkan daya khayal para pembaca. Contoh narasi ini misalnya: novel, dongeng, cerpen, dan roman.
Struktur Narasi :
·         Tema
·         Alur/plot/jalan cerita
·         Watak atau karakter tokoh

EKSPOSISI
Paragraf Eksposisi adalah sebuah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan suatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang permasalahan yang dimaksud oleh pengarang.
Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi :
·         Bersifat nonfiksi atau ilmiah
·         Berdasarkan fakta
·         Berusaha menjelaskan tentang sesuatu
·         gaya tulisan bersifat informatif
·         Fakta dipakai sebagai alat kontribusi
·         Tidak bermaksud mempengaruhi

Langkah-langkah dalam membuat paragraf eksposisi :
1.      Menentukan topik
2.      Menentukan tujuan
3.      Memilih data
4.      Membuat kerangka sesuai dengan topik
5.      Mengembangkan kerangka atau menulis paragraf
6.       Menyunting paragraf

DESKRIPSI
Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek, gagasan, tempat atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui keadaan, warna, rasa atau kesan yang ada pada hal tersebut.
Paragraf deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.
Jenis Paragraf Deskriptif :
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan menjadi tiga yakni :
a.       Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
b.      Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
c.       Paragraf deskripsi subjektif adalah paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif :
·         Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
·         Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
·         Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri



ARGUMENTASI
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaranyang disampaikan penulis.
Ciri-Ciri Paragraf Argumentasi :
·         Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
·         Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain
·         Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian
·         Penutup berisi kesimpulan

PERSUASIF
Paragraf Persuasif adalah paragraf yang isinya berusaha untuk merebut perhatian pembaca. Paragraf ini disajikan secara menarik, meyakinkan mereka bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan suatu hal yang amat penting. Karena itu, terkadang paragraf persuasi sering digunakan sebagai pargraf propaganda oleh lembaga.
Ciri-Ciri Paragraf Persuasif :
·         Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah
·         Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
·         Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca
·         Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai
·         Menunjukkan fakta-fakta dan untuk menguatkan argumentasi
Beberapa bentuk paragraf persuasif yang biasa digunakan adalah bentuk pidato, misalnya propaganda dan kampanye lisan , bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran serta bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi dan bioskop.

Referensi :
www.gunadarma.ac.id