PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI TIDAK AKAN SEPARAH
KRISIS 1998 dan 2008
Terjadinya
krisis financial di Amerika Serikat pada 2008 lalu ikut memberikan dampak bagi
Indonesia dimana inflasi Indonesia mencapai angka 10,60% dari tahun sebelumnya
yang hanya mencapai angka 6,48%. Tetapi Indonesia mendapat pujian dari berbagai
negara karena dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia. Investasi juga
mengalir deras dari para investor asing sebab Indonesia dianggap negara yang
aman untuk berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan Amerika. Sejak
2008, stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik. Indonesia memiliki
laju pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari lantai
bursa, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah dibangga-banggakan
sebagai yang terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi.
Dilain pihak para
pakar ekonomi mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis
yang ditandai dengan semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata
uang Dollar AS. Selain itu, kini masalah serius yang
terjadi di Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55
persen dari Cadev, serta yang akan jatuh tempo. Salah satu pendukung cadev yakni
neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia memang
tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang tinggi dan akan jatuh tempo
mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Dikhawatirkan
apabila defisit neraca pembayaran semakin melebar , akan menyebabkan tingginya
angka inflasi untuk tahun ini yang diperkirakan mencapai angka 9,2% yang
meleset jauh dari target pemerintah yang hanya 7,2%. Keadaan tersebut menjadi penyebab
ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga
menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar pun melemah.
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat untuk mencegah terulang kembalinya krisis baik pada tahun 1998 atau 2008 lalu.
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat untuk mencegah terulang kembalinya krisis baik pada tahun 1998 atau 2008 lalu.
Namun sepertinya
pemerintah memiliki alasan mengapa mereka yakin krisis tidak akan terjadi lagi
di tahun 2013 ini . Berdasarkan data inflasi ekonomi Indonesia, pada tahun 1998
terjadi inflasi yang sangat tinggi yaitu mencapai angka 77,6 persen dan inflasi
rata-rata tiga tahun 1997-1998 mencapai 29,9 persen. Di lain waktu, rata-rata
inflasi tiga tahun dari 2007-2009 mencapai 6,8 persen. Sedangkan jika dilihat
dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun 2013 ini merupakan
yang terendah karena pada tahun 1998 hingga 1999 pernah mencapai 56,4 persen
dan 22,3 persen.
Untuk tahun 2007 dan
2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.
Meskipun terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai keadaan perekonomian Indonesia saat ini , pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar