Selasa, 12 November 2013

Paragraf Induktif



PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI TIDAK AKAN SEPARAH KRISIS 1998 dan 2008
            Terjadinya krisis financial di Amerika Serikat pada 2008 lalu ikut memberikan dampak bagi Indonesia dimana inflasi Indonesia mencapai angka 10,60% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 6,48%. Tetapi Indonesia mendapat pujian dari berbagai negara karena dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi ditengah ancaman krisis yang melanda dunia. Investasi juga mengalir deras dari para investor asing sebab Indonesia dianggap negara yang aman untuk berinvestasi ditengah terpuruknya perekonomian Eropa dan Amerika. Sejak 2008, stabilitas ekonomi nasional cukup terjaga dengan baik. Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten di atas 6 persen. Dari lantai bursa, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah dibangga-banggakan sebagai yang terbaik karena sempat menyentuh level tertinggi.
Dilain pihak para pakar ekonomi mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa krisis yang ditandai dengan semakin melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar AS. Selain itu, kini masalah serius yang terjadi di Indonesia mengenai Cadangan Devisa (Cadev) dan utang negara yang 55 persen dari Cadev, serta yang akan jatuh tempo. Salah satu pendukung cadev yakni neraca perdagangan pun sudah mulai mengalami defisit. kondisi ekonomi Indonesia memang tidak pada fundamentalnya. Utang luar negeri Indonesia yang tinggi dan akan jatuh tempo mencapai 55,7 persen dari cadangan devisa. Dikhawatirkan apabila defisit neraca pembayaran semakin melebar , akan menyebabkan tingginya angka inflasi untuk tahun ini yang diperkirakan mencapai angka 9,2% yang meleset jauh dari target pemerintah yang hanya 7,2%. Keadaan tersebut menjadi penyebab ketidakpercayaan investor dan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia, sehingga menyebabkan IHSG turun lebih dari 15 persen, dan nilai tukar pun melemah.
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah segera mengakui ada masalah struktural pada perekonomian Indonesia saat ini sehingga pemerintah bisa cepat mencari solusi yang tepat untuk mencegah terulang kembalinya krisis baik pada tahun 1998 atau 2008 lalu.
Namun sepertinya pemerintah memiliki alasan mengapa mereka yakin krisis tidak akan terjadi lagi di tahun 2013 ini . Berdasarkan data inflasi ekonomi Indonesia, pada tahun 1998 terjadi inflasi yang sangat tinggi yaitu mencapai angka 77,6 persen dan inflasi rata-rata tiga tahun 1997-1998 mencapai 29,9 persen. Di lain waktu, rata-rata inflasi tiga tahun dari 2007-2009 mencapai 6,8 persen. Sedangkan jika dilihat dari tingkat suku bunga acuan (SBI/BI rate rata-rata), tahun 2013 ini merupakan yang terendah karena pada tahun 1998 hingga 1999 pernah mencapai 56,4 persen dan 22,3 persen. Untuk tahun 2007 dan 2008 masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,7 persen.

            Meskipun terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai keadaan perekonomian Indonesia saat ini , pemerintah kompak menepis bahwa keadaan perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi sama dengan krisis yang melanda Indonesia pada 1998 silam . Perekonomian Indonesia saat ini dikatakan berada pada keadaan yang jauh lebih baik dari tahun 1998 bahkan masih lebih baik dari tahun 2008 baik dilihat dari tingkat laji Inflasi , SBI Rate dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar AS. Saat ini fundamental ekonomi Indonesia hanya sedang mencapai keseimbangan baru.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar